Latest News

dewa

Minggu, 14 Agustus 2011 , Posted by MANIKMAYA at 01.32

Betoro condro

Batara Candra adalah salah seorang putera Batara Ismaya dengan ibunya bernama Dewi Kanastren,sedangkan istrinya berjumlah 27 orang.Mereka itu kakak beradik putera Sang Hyang Daksa.Dalam pewayangan dikatakan Batara Candra adalah dewa yang bertugas mengatur dan memelihara rembulan serta sinarnya.Batara Candra termasuk yang disebut-sebut dalam Hastabrata sebagai dewa yang harus diteladani sifat-sifatnya oleh raja yang bijaksana dan selalu bersikap menyenangkan orang banyak.
Dalam sebuah kisah diceritakan ada seorang raja siluman gandarwa bernama Prabu Kala Rahu alias Rembuculung yang hendak mencuri Tirta Amerta.Kala Rahu bersembunyi di kegelapan malam,tetapi Batara Candra memergokinya dan melaporkan tempat persembunyiaan itu pada Batara Guru.Pemuka Dewa itu lalu mengutus Batara Wisnu menangkap Kala Rahu.Namun ketika hendak ditangkap,raja siluman itu melawan.Dengan senjata cakra,Batara Wisnu memotong kepala Kala Rahu.Tubuhnya jatuh terhempas ke bumi menjelma menjadi lesung penumbuk padi.Sementara itu kepalanya melayang-layang di angkasa menanti kesempatan membalas untuk menghukum Batara Candra.Itulah yang menimbulkan legenda gerhana rembulan,yang menyebabkan di masyarakat pedesaan di Jawa Tengah,Jawa Timur dan Bali,orang memukul-mukul lesung bila terjadi gerhana bulan,yang dipercaya untuk menghalau Kala Rahu.






 betoro cokro

Batara Cakra atau Cakradewa adalah putera Sang Hyang Manikmaya atau Batara Guru dengan Batari Parwati.Batara Cakra berkedudukan di Kahyangan Ujung Semeru.Ia menjalankan tugas sebagai pujangga kahyangan,sedangkan Batara Ganesya atau Batara Gana bertugas menjaga Panti Pustaka Kahyangan.
Oleh karena itu Batara Cakra dan Batara Gana sama-sama mempunyai tugas membina kesusastraan,sehingga Batara Gana sebagai lambang dewa kebijaksanaan bidang pendidikan,Batara Cakra sebagai lambang dewa kapujanggan.Karya Batara Cakra yang terkenal adalah Serat Pustaka Jamus Kalimasada dan Jitapsara.Jamus Kalimasada dianugerahkan kepada Puntadewa,Jitapsara dianugerahkan kepada Begawan Palasara.








Batara Brama


Batara Brama adalah putera kedua Batara Guru.Ia tinggal di Kahyangan Duksinageni.Kahyangan ini disebut juga Hargadahana atau Argadahana.Istrinya ada tiga orang,yakni Dewi Saci atau Dewi Wasi,Dewi Rarasati,dan Dewi Saraswati.Diantara banyak anaknya,yang paling terkenal adalah Dewi Dresanala yang diperistri Arjuna.Perkawinan ini menghasilkan seorang cucu bagi Batara Brama,yakni Bambang Wisanggeni.
Batara Brama pernah melakukan tindakan yang tidak bijaksana dengan menceraikan Dewi Dresanala dari Arjuna.Dresanala kemudian diberikan kepada Dewasrani,meskipun dia sedang hamil tua.Tindakan Batara Brama ini akibat bujukan dan hasutan Batari Durga.Namun akhirnya Batara Brama menyadari kesalahannya.
Menjelang Baratayuda,Batara Brama mendapat tugas berat dari Batara Guru.Karena para dewa menilai tidak ada satu makhluk pun di dunia yang sanggup menandingi kesaktian Wisanggeni,Batara ditugasi untuk membunuh Wisanggeni.Brama lalu memanggil Wisanggeni dan menanyakan apakah Wisanggeni bersedia berkorban bagi kemenangan Pandawa di Baratayuda.Wisanggeni menyatakan sanggup.Batara Brama lalu menyuruh cucunya memandang salah satu titik diantara mata Batara Brama.Seketika itu juga tubuh Wisanggeni mengecil sampai menjadi debu.Dalam Mahabarata,tokoh Wisanggeni tidak ada.
Batara Brama tergolong dewa yang murah hati tapi terkadang bertindak kurang bijaksana.Suatu ketika,Batara Brama melihat kedua kakak beradik,Hiranyakasipu dan Hiranyawreka yang tekun bertapa selama berbulan-bulan.Ketika Batara Brama bertanya apa tujuan mereka bertapa.Mereka menjawab ingin memiliki kesaktian yang terkalahkan oleh makhluk apapun,termasuk para dewa.Dengan murah hati,tanpa berpikir panjang,Batara Brama mengabulkan permintaan itu.
Bertahun-tahun kemudian,setelah Hiranyakasipu menjadi raja Alengka dan Hiranyawreka menjadi raja Giyantipura,keduanya bersekutu melawan para dewa.Tentu saja para dewa menjadi kewalahan karena kesaktian kedua kakak beradik itu tidak tertandingi oleh makhluk apapun.Untunglah Batara Wisnu menemukan akal yang cerdik,ia mengubah wujudnya menjadi makhluk baru,yakni berbadan dewa tapi berkepala singa dan menamakan dirinya Narasinga.Dengan bentuk seperti itu,Batara Wisnu dapat mengalahkan dan membunuh kedua raksasa sakti itu.




Batara Darma


Batara Darma dikenal sebagai dewa yang bertugas menjaga tegaknya keadilan dan kebenaran dalam dunia pewayangan.Dewa inilah yang sebenarnya ayah biologis Puntadewa,atas izin Prabu Pandu Dewanata,istrinya yang bernama Dewi Kunti menerapkan ajian Adityarhedaya untuk mengundang para dewa.Dewa yang pertama dipanggil adalah Batara Darma ini.
Suatu ketika,dalam melaksanakan tugas menjaga keadilan Batara Darma pernah bertindak kurang bijaksana,sehingga ia dikutuk oleh Resi Animandaya.Pertapa sakti itu merasa diperlakukan tidak adil,dan ketika kemudian ia menuntut keadilan,Batara Darma tidak sanggup memberikan jawaban yang memuaskan.Karena adanya kutukan ini Batara Darma harus menjalani kehidupan sebagai manusia pincang yang dilahirkan dari wanita berdarah sudra,akhirnya Batara Darma menitis pada Yama Widura,anak bungsu Abiyasa,yang lahir dari seorang dayang bernama Drati.
Batara Darma pernah melindungi Dewi Drupadi,ketika istri Puntadewa itu hendak ditelanjangi oleh Dursasana.Waktu itu setelah Pandawa ditipu dan kalah main judi dengan para Kurawa,Dewi Drupadi dianggap sebagai barang taruhan yang dimenangkan oleh Kurawa.Di hadapan banyak orang,Dursasana mencoba melepas kain yang dikenakan Dewi Drupadi,namun selalu gagal.Setiap kali kain yang dikenakan dilepaskan dari tubuh Drupadi,saat itu pula secara gaib tubuh Drupadi terlapisi oleh kain yang lain,berkat pertolongan Batara Darma.
Setelah itu,menjelang berakhirnya masa pembuangan Pandawa di hutan Kamiyaka,Batara Darma datang menguji rasa keadilan Puntadewa,anaknya.Dewa itu menyaru sebagai raja gandarwa dan membunuh adik-adik Puntadewa satu persatu.Ia lalu mengajukan berbagai pertanyaan ujian pada Puntadewa yang ternyata dijawab dengan sangat memuaskan.Ketika Puntadewa disuruh memilih mana diantara adik-adiknya yang akan dihidupkan kembali,Puntadewa pun menjawab dengan pertimbangan keadilan yang matang.Karena jawaban Puntadewa yang memuaskan ini,raja gandarwa lalu berubah ujud menjadi Batara Darma,dan keempat adik Puntadewa dihidupkan kembali.
Menjelang kematian Pandawa,Batara Darma juga menjelma menjadi anjing peliharaan Puntadewa.Anjing itu terus mengikuti perjalanan Pandawa dalam perjalanan kelana menjemput kematian dan mengantar Puntadewa sampai ke pintu sorga.Namun ketika Puntadewa hendak masuk ke sorga,oleh penjaga gerbang sorga anjing itu dilarang masuk.Karena penolakan itu Puntadewa lalu protes,Puntadewa enggan masuk ke dalam sorga yang tidak menghargai sebuah kesetiaan.Pada saat itulah si anjing berubah ujud menjadi Batara Darma.Menurut kitab Mahabarata,Batara Darma adalah putra Sang Hyang Atri,cucu Batara Brama.

Share this article on :

Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Posting Komentar